Jumat, 07 Oktober 2016

Seberapa Efektifkah Sampo Anti Uban?

sampo anti uban padat berbentuk hati


Banyak pertanyaan yang masuk, seberapa efektif sampo anti uban mengembalikan kondisi rambut menjadi hitam seperti semula. Jujur, saya sendiri tak bisa memastikan waktu yang tepat. Ketika membuatnya lebih tiga tahun lalu secara tak disengaja -namanya juga eksperimen- dan menggunakannya untuk keramas 2 hari sekali, rambut saya yang hampir separonya beruban, mulai berwarna kecoklatan setelah 2 bulan keramas. Terutama rambut bagian atas, yang langsung berhubungan dengan sinar matahari. Kini, uban masih ada, masih banyak, tapi berkurang separonya. Lambatnya proses, karena saya tidak selalu menggunakan sampo anti uban. Paling, 2-3 kali sebulan saya keramas menggunakan sampo ini. Sisanya lebih banyak keramas menggunakan cuka kombucha atau sampo produk baru, menjadikan rambut sendiri sebagai kelinci percobaan :P

Ada teman perempuan yang sudah menggunakan sampo ini lebih setahun, begitu juga keluarganya. Menurut pengakuannya, ubannya berkurang banyak, hanya tinggal 1-2 helai, dibanding sebelumnya. Dia juga bercerita, ibunya yang lebih 70 tahun dan berambut putih, kini rambutnya mulai menghitam.

Teman yang lain, lelaki berumur 40 tahunan mengaku, uban di kanan kiri kepalanya mulai menghilang setelah rutin memakai sampo uban setiap kali mandi. Dia keramas 2x sehari, dan sudah memakai sampo ini sekitar setahun. Namun dia bercerita, uban di atas kepala, yang paling tua umurnya, masih ada. Lambaaaat laun berkurang.

Teman yang lain bercerita, kakak lelakinya yang mandi keramas 3s sehari, ubannya berkurang setelah dua minggu menggunakan sampo ini. Bahkan janggut putihnya menjadi hitam kembali setelah disabun dengan sampo ini.

Banyak kisah kesuksesan menggunakan sampo uban di atas, lebih banyak keberhasilan pada lelaki dibanding perempuan. Mungkin karena yang lebih rajin melakukan perawatan rambut memang kaum hawa, dan umumnya perawatan rambut di jaman ini menggunakan produk-produk berbahan kimia. 

Namun, banyak pula kisah kegagalan. Umumnya berpangkal dari rasa tak nyaman usai keramas menggunakan sampo anti uban. Misalnya rambut menjadi kusut, menggumpal, dan lainnya. 

sampo anti uban, produk buatan tangan yang diracik sendiri dengan bahan sealami mungkin.

Jika rambut Anda terbiasa dicat menggunakan produk cat kimia, rasa tidak nyaman pasti muncul usai keramas menggunakan sampo anti uban. Ini karena bahan cat kimia di rambut dipaksa untuk tanggal. Reaksi tak nyaman juga muncul jika Anda keramas menggunakan sampo anti uban, tapi menggunakan kondisioner berbahan kimia. Atau Anda menggunakan hairtonik berbahan kimia usai keramas. Itu sebabnya saya menyarakan menggunakan kondisioner dari air perasan jeruk nipis, cuka apel, atau cuka kombucha usai keramas dengan ampo anti uban.

Hairtonik seperti minyak kakao, minyak zaitun atau sunflower yang dicampur minyak esensial teatree dan rosemary juga amat menunjang pertumbuhan rambut baru yang sehat serta mengurangi ketombe atau rambut rontok.

Bagaimana dengan munculnya ketombe usai menggunakan sampo anti uban selama beberapa waktu? Ketombe muncul karena beberapa sebab, di antaranya bilasan pada rambut kurang bersih, membilas dengan air panas, atau menggunakan hair dryer usai keramas. Jadi sebaiknya keramas di malam hari bagi yang memakai jilbab, agar rambut dapat kering secara alami.

Adakalanya Anda sebaiknya menggunakan sampo anti uban secara selang-seling dengan bahan alami non sampo untuk keramas yang lebih ringan, misalnya hari ini keramas dengan sampo anti uban, pada keramas berikutnya hanya menggunakan cuka apel atau cuka kombucha. Ini memberi waktu kepada rambut untuk menetralisir kulit kepala. Sampo anti uban kaya akan minyak/lemak yang menutrisi kulit kepala dan rambut. Ada kalanya kulit kepala sudah kenyang nutrisi, jadi biarkan tanpa sampo penuh minyak/lemak dulu. Ini juga alasan kenapa orang harus mengganti samponya tiap 1-2 bulan sekali, agar kulit kepala dan rambut terasa nyaman. Kulit kepala yang langsung berhadapan dengan sinar matahari, sangat peka dan mudah berubah kondisinya.

Sampo anti uban sendiri didisain menggunakan bahan yang berfungsi merangsang pertumbuhan rambut, mencegah uban baru, mengurangi ketombe, dan memperbaiki kulit kepala maupun sel-sel rambut. Bahan ini berupa bahan dasar pembuat sampo (minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak wijen, dll), lalu bahan tambahan yang berfungsi herbal (minyak biji pepaya, minyak sari delima, ekstrak kopi, dll), hingga minyak esensial penunjang (minyak mimba/nee, teatree dll). Agar kualitas bahan terjamin, beberapa bahan harus diracik sendiri (ekstrak kopi, minyak biji pepaya dll). Itu sebabnya butuh waktu agak lama untuk membuat sampo ini.

Yang perlu diingat, selain ketelatenan dan kesabaran menggunakan sampo anti uban, pemakai juga harus memperhatikan faktor-faktor pemicu munculnya uban, seperti polusi udara, polusi air, asupan makanan sehari-hari, tingkat stress, dll. Minum kopi berlebihan ternyata memicu pertumbuhan uban baru, juga tingkat stress yang tinggi. Namun makan sayur hijau dan buah segar, bisa mengurangi uban atau mencegah pertumbuhan uban baru, demikian juga dengan suasana hati yang tenang dan penuh syukur. Oya, uban juga bisa muncul karena faktor genetis. Ada anak-anak yang sudah beruban karena orangtuanya juga beruban saat muda usia. Untuk kasus begini, selain memperbaiki asupan gizi, keramas dengan sampo anti uban, juga pergunakan cat rambut alami seperti henna atau sari teh hitam.

Sampo anti uban ini hanyalah satu dari banyak alternatif untuk menghilangkan uban. Ada banyak bahan alami lainnya sebagai penghilang uban, seperti daun bunga sepatu, buah noni, teh hitam, dan lainnya. Kebetulan, saya menekuni bahan yang satu ini dan tampak menjanjikan hasilnya. 

Salam :P





Tidak ada komentar: