Senin, 01 Desember 2014

Sabun dan Fotografi

Kenapa sabunmu tampak lebih indah di foto ketimbang aslinya? Seorang kawan bertanya, saya menjawabnya dengan tertawa.

Karena yang saya lakukan masih berkaitan dengan proyek 100 sabun, maka saya harus mendokumentasikan setiap sabun yang saya buat. Bahkan, jika itu sabun hasil dari pengurangan resep.

Biasanya saya memotret di pagi hari, saat matahari baru muncul dan tidak terlalu panas, antara pukul 05.30 hingga 8.00. Saya letakkan piring -saya biasa menggunakan piring-piring melamin - yang berisi sesabun pada salah satu kaca jendela di kamar. Saya biarkan cahaya matahari menimpa sesabun, melihat efeknya pada kamera, baru memotretnya.

Tak ada tipuan saat mengedit -saya tak bisa program photosop- jadi yah, pasrah pada keadaan. Untung kamera DSLR tua, Canon D1000 yang sudah berumur lebih 5 tahun ini memang bandel. Dipasangkan lensa 50mm, dia tak pernah mengecewakan untuk mengambil 'close up' si sabun. Mau bukaan diafragma besar atau kecil, oke saja. Saya menghindari blitz, jadi kalau langit sedang mendung terpaksa membuka tirai dan pintu lebar-lebar. Hasil fotonya, memompa semangat membuat sabun lagi, lagi, dan lagi :D


sabun berbahan lemak kakao dan minyak jarak, dilapisi serbuk kayu manis



sabun zaitun, dicetak pada plastik bekas wadah biskuit


sabun berbahan lemak kakao, dibentuk mirip kue kering, menjadi koleksi pribadi





masih berkutat dengan sabun coklat, kali ini memanfaatkan cetakan plastik untuk es batu

kali ini sabun dietak di atas plastik yang biasa membungkus barang pecah belah



aneka sabun zaitun, warna hijau muda hasil jus daun pandan sebagai penambah aroma dan pewarna


sabun sekaligus sampo yang berfungsi menghentikan kerontokan rambut, mencegah uban, menghilangkan ketombe




sabun untuk kulit ekstra sensitif, memanfaatkan lemak susu sapi dan lemak kakao











Tidak ada komentar: