Minggu, 07 Desember 2014

Sabun plus Sampo

Saya menyukai ide ini saat membayangkan bisa mandi sekaligus keramas hanya dengan sebatang sabun berbentuk padat. Jadi saya pun rajin belajar dari Mbah Google yang menyajikan blog-blog sabun lengkap dari penjuru dunia, serta ebook tentang sabun, berbayar atau tidak.
sabun-sampo berbahan tambahan santan kelapa, untuk memperbaiki kerusakan rambut


Seperti biasa, ketrampilan membuat sabun hanya didapat lewat dua cara. Memahami detil teori lalu mempraktekkannya dengan benar, mengikuti pedoman dasar cara membuat sabun.

Ada beberapa hal yang saya pelajari dari literatur via internet tentang sabun-sampo ini, yaitu :
1.menggunakan superfat 8%, artinya kandungan minyak/lemak dalam sabun itu cukup tinggi, sehingga tak membuat rambut kering.
2.entah mengapa resep-resep sabun-sampo itu selalu mengandung minyak zaitun dan minyak jarak.

Saya tak langsung mempraktekkan resep sabun-sampo dari blog-blog itu. Saya mulai mempelajari fungsi minyak-minyak penyusun sabun-sampo itu, dalam kaitannya dengan kesehatan kulit kepala dan rambut. Saya juga mempelajari masalah yang biasa muncul pada pemilik kepala/rambut, misalnya : ketombe, uban muncul sebelum waktunya, rambut berminyak, gatal, pecah-pecah dll. Saya juga mengamati beragam sampo cair buatan pabrik yang banyak dijual di supermarket atau toko kelontong. Apa saja kandungannya, dan promo apa yang dinyatakan oleh sampo itu. Misalnya sampo berbahan minyak kemiri untuk menghaluskan rambut, sampo berbahan santan kelapa untuk menghitamkan rambut, dan lainnya.
sabun sampo anti uban dan anti rontok



Setelah berpikir, otak-atik sana-sini, plus acara tidur panjang -sebagai bentuk perenungan- saya pun menciptakan beberapa resep sabun-sampo yang saya harap dapat memperbaiki kondisi rambut rusak/bermasalah, dan mencegah kerusakan rambut. Hasilnya adalah :

1.Sabun-sampo anti rontok, anti uban, anti ketombe
Sabun-sampo ini mengandung minyak wijen sebagai antibiotik alami sekaligus pencegah uban, juga minyak jarak sebagai penumbuh dan penyubur rambut sekaligus penyembuh luka, jika ada. Belum lagi minyak kelapa dan zaitun.

2.Sabun-sampo penyubur dan penghalus rambut, sekaligus penjaga warna rambu, dan memulihkan kerusakan pada rambut.
Sabun-sampo ini mengandung bahan tambahan santan kelapa yang harum baunya.

Ada satu hal yang saya pelajari. Sebetulnya sabun apapun bisa digunakan untuk sampo, dengan fungsi utama membersihkan rambut dan kulit kepala. Bahkan sesungguhnya manusia tak terlalu butuh sabun-sampo dari luar, karena banyak bahan nabati yang bisa digunakan sebagai pengganti sabun-sampo. Misalnya, jika rambut berketombe, keramas saja menggunakan perasan jeruk nipis. Kalau ingin punya rambut hitam subur, pakai saja abu dari pembakaran jerami/merang.

Hanya, pemakaian bahan nabati pengganti sampo ini tak bertahan lama, pemakainya harus rajin keramas kalau ingin rambutnya selalu bersih. Mendapatkan bahannya pun kadang ribet. Maka diciptakanlah sampo buatan, mirip yang banyak beredar di pasaran sekarang. Untuk mempermudah pemakai, lebih praktis, dan bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Apalagi jika bentuknya cair.
kadang saya menggunakan sabun-sampo hasil daur ulang atau rebatching yang kaya zaitun untuk mengatasi kulit kepala/rambut sensitif. Ini membuat rambut lebih ringan dan halus saat kering. Tapi bentuk sabun-samponya memang 'mengerikan' :P


Sabun-sampo berbentuk padat, dengan bahan minyak nabati seperti yang saya buat, memiliki beberapa kelemahan. Misalnya, sabun-sampo ini membuat rambut lepek. Itu karena tak digunakannya bahan kimia sebagai penghalus/pelicin rambut. Namun saya punya solusinya, jelang bilas terakhir, gunakan perasan jeruk nipis sebagai kondisioner.

Saya juga punya prasyarat khusus buat pemakai sabun-sampo alami ini. Tinggalkan beragam perawatan rambut berbahan kimia untuk sementara -kalau bisa sih untuk selamanya- ketika memakai sabun-sampo ini. Tujuannya agar pemulihan rambut -entah rambut rusak, beruban, ketombe- dapat berjalan mulus. Tak dapat dipungkiri pemakaian produk rambut berbahan kimia selama bertahun-tahun, membuat kulit kepala dan rambut 'terdetruksi'. Maka dibutuhkan waktu untuk memulihkan rambut seperti sediakala.

Mirip dengan sawah atau kebun yang biasa mendapat limpahan pupuk kimia, lalu suatu ketika pupuk kimia ditarik. Petani kembali mengolah sawah/kebunnya dengan pupuk organik, maka apa yang terjadi? Tanah membutuhkan waktu memulihkan dirinya sendiri. Hasil panen berikutnya mungkin akan menurun drastis. Namun seiring dengan waktu, seiring perbaikan kondisi tanah, panen pun akan meningkat. Begitu juga dengan kondisi rambut.

Oya, mungkin ada yang bertanya, mengapa saya tak membuat sampo cair? 'Malas!' Hahaha.. saya memang malas membuat sampo cair yang butuh waktu lama. Tak cukup satu jam -seperti sampo padat- tapi bisa 3,4, atau malah 5 jam, menggunakan proses pemanasan lagi. Jadi saya harus memakai panci listrik. Wah, boros energi. Belum lagi saya tak bisa menggunakan NaOH yang lumayan murah harganya -sekitar Rp12.000-Rp.18.000 per kg- tapi menggunakan KOH yang harganya antara 7-10 kali lipat. Nah, jika bea produksi sampo cair begitu mahal, apa ada yang mau beli? Kan lebih baik beli sampo kimia buatan pabrik saja :D

Salam keramas :D




2 komentar:

Unknown mengatakan...

hai, aku tertarik dengan blog yg km tulis. bisa sharing dimana bisa baca sumber/pustaka lebih lanjut mengenai sabun-shampoo ini ?

soap4fun mengatakan...

buka pinterest, search diy shampoo plus soap. banyak nanti sumbernya, tinggal pilih yang gampang