sabun zaitun-susu yang awalnya bikin nggak 'pe-de' |
Padahall saya mati-matian memutar otak untuk membuat sabun ini, dan kualitasnya memang oke. Karena susah mendapatkan lemak kakao di kota saya -kalaupun ada harganya melangit- jadi saya comot saja sejenis lemak susu di sebuah toko kue di Jalan Pucang Anom, Surabaya. Beli dua lemak susu dengan kemasan masing-masing 200 gram-an seharga Rp.25.000.
Beberapa hari kemudian, saya panaskan satu kemasan lemak susu tadi, lalu saya campur dengan minyak zaitun, minyak jarak, dan beberapa minyak, untuk saya jadikan sabun zaitun susu. Maka terciptalah sabun mirip gambar di atas.
Walau aroma 'cookies' menguar kuat, namun bau 'keju basin' melekat di tangan samar-samar, usai saya memegang dan mengelus-elus sabun tadi. Untungnya, ketika saya gunakan mandi, bau keju basinnya menghilang, diganti aroma susu-vanila yang melekat kuat. Ketika saya aduk, adonan sabun saya tambahkan dengan minyak esensial vanila buatan sendiri. (Matursuksma kepada Bu Liliy yang bermurah hati memberikan buah vanilanya di Bali :D)
sabun mewah kokoa-susu |
Beberapa hari kemudian saya manfaatkan lemak susu bungkus kedua, dengan mencairkannya, lalu menambahkannya ke dalam lemak kakao, minyak jarak, dan beberapa minyak lainnya. Untuk menghilangkan aroma keju basin, saya gunakan bubuk kakao. Maka terciptalah sabun kokoa-susu.
Lagi-lagi sabun ini menghasilkan busa yang 'creamy', halus, mirip 'milksahe' saja. Sabun berbahan lemak susu ini tak hanya enak dipakai mandi tapi juga dapat digunakan sebagai sabun muka. Hasilnya, kulit saya menjadi lembab dan beraroma bayi, lha mirip susu. Lalu, empat hari setelah memakai sabun susu sebagai sabun muka, kok wajah saya terlihat lebih cerah. Saya pikir, jangan-jangan hanya ilusi. Hehehe... yang jelas, bukan hanya Cleopatra atau Drupadi yang mampu mandi susu dan merasakan manfaatnya, saya juga bisa. Hehehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar