Kamis, 27 November 2014

Sabun dan Penyakit Kulit


Suatu hari seorang kawan -yang tak pernah berjumpa, namun kerap berkomunikasi lewat fesbuk- menghubungi saya. "Mbak, saya mau beli sabunnya. Kulit anak saya alergi dengan sabun biasa....." Banyak dia berkisah, di antaranya dia tinggal di kota tetangga, sedang melanjutkan studi di kota tempat saya tinggal, dan sedang hamil anak kedua. Saya tak ingin dia membeli sabun buatan saya, maka saya buatkan ramuan sederhana buat anaknya. Sabun buat kulit sensitif berbahan minyak kelapa, minyak sawit, dan minyak wijen, serta air rendaman daun sirih. Berharap si ibu muda mau meluangkan waktu untuk membuatnya sendiri.
sabun anti bakteri dan jamur

Beberapa kali dia melaporkan hasil pekerjaannya. Katanya, baru di ujicoba ketiga sabunnya mau mengeras. Namun, walau tidak mengeras di ujicoba sebelumnya, sabun tetap dikonsumsi oleh suami dan anaknya. "Kulit anak saya sekarang sudah halus, tidak alergi lagi. Jerawat di punggung suami saya pun menghilang," begitu lapornya kali terakhir.
Saya gunakan ketiga bahan di atas -minyak kelapa, minyak sawit, dan minyak wijen- selain murah, juga mudah didapat, dan memiliki khasiat tertentu. Minya kelapa misalnya dikenal mampu menghaluskan dan memberi kelembaban kepada kulit. Minyak ini juga berfungsi sebagai antioksidan, sekaligus penghasil busa dalam bentuk fisik persabunan. Minyak sawit dikenal membuat sabun stabil, tahan lama, tidak rapuh, dan kuat. Jadi, walau banyak aktivis menyatakan anti sabun sawit terkait dengan isu lingkungan, saya tetap menggunakannya. Fungsi minyak sawit dalam persabunan hanya bisa digantikan oleh lemak babi dan lemak sapi. Kaum vegan, tentu lebih memilih sawit ketimbang lemak hewani.
Minyak wijen memiliki khasiat penyembuh yang sudah dikenal ribuan tahun lalu. Selain anti bakteri dan jamur, minyak wijen mampu menahan gempuran sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari sehingga bagus sebagai tabir surya, menyembuhkan luka, menghaluskan kulit kasar, dan masih banyak lagi. Khasiat minyak ini mirip triclosan, zat kimia yang ditambahkan kepada sabun-sabun pabrik berlabel anti bakteri dan jamur.
Ada lagi seorang kawan yang melaporkan jerawatnya yang membandel, Saya tanya tentang aktivitasnya sehari-hari, makanan yang gemar dia santap, dan sebagainya. Banyak hal yang menyebabkan jerawat. Bisa karena masalah hormonal seperti produksi minyak berlebihan dari tubuh, alergi debu -termasuk polusi udara-  juga kebiasaan menggaruk-garuk pipi. Dari kebiasaan dan aktivitasnya, baru bisa saya buat ramuan yang cocok. Jika penyebabnya karena masalah hormonal, selain mengatur pola makan, dia dapat menggunakan sabun dengan kadar lemak rendah yang mampu mengikis kelebihan lemak di wajah/kulitnya. Jika karena polusi atau alergi, menghindari pencetus alergi dan menggunakan sabun berbahan minyak anti bakteri amatlah penting. Bahan tambahan seperti sari daun sirih, binahong, kunyit, secang, hanya bersifat penguat penyembuhan sekaligus pemberi aroma dan warna.
sabun bayi yang juga bagus buat perawatan penderita psoriasis

Kalau Anda mau bersusah payah sejenak, mengenal setiap bahan penyusun sabun dan mempelajari manfaat herbalnya, maka dengan mudah dapat mengetahui apakah sabun tersebut yang 'benar-benar' Anda butuhkan sesuai kondisi badan Anda. Misalnya, jika banyak bekas luka di seluruh tubuh, memakai sabun berbahan lemak kakao dosis tinggi (50% ke atas ) amatlah bagus. Jika Anda kerap gatal-gatal, bahkan menggoreskan luka di kulit dan belum sembuh, menggunakan sabun berbahan minyak jarak dan minyak wijen amatlah membantu. Yang lebih penting lagi, hindari bahan kimia sebisa mungkin jika Anda memiliki jenis kulit sensitif, menderita alergi atau gatal-gatal. Ketimbang memilih sabun dengan konten kimia yang Anda tidak pahami, pilih saja sabun nabati berbahan seperti beeswax, sesame oil, castor oil, olive oil, cocoa butter, sapponwood, dll. Umumnya konten di dalam sabun menggunakan istilah asing agar tampak keren.
Dan jangan lupa, hindari sabun yang mengandung parfum -fragrance- dan pewarna, buat pemilik kulit sensitif. Pilih sabun berpewangi minyak esensial oil atau sama sekali tanpa pengharum. Tentang pewarna, selama pewarna yang digunakan untuk jenis pewarna makanan sih oke-oke saja. Namun sebaiknya pilih sabun berpewarna alami seperti kunyit, daun suji, secang, bubuk coklat dan kopi.
Beberapa hari lalu seorang kawan minta diajari membuat sabun untuk penderita psoriasis. Psoriasi termasuk jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh gangguan kekebalan tubuh. Penderita penyakit ini mengalami pergantian kulit jauh lebih cepat ketimbang orang normal. Jika manusia normal butuh 28 hari buat berganti kulit, penderita psoriasis hanya butuh sedikit hari saja. Soal penyakit ini, baca saja di http://en.wikipedia.org/wiki/Psoriasis
Banyak buku dan artikel yang membahas penyakit ini, mulai pencegahan maupun pengobatan, secara medis maupun alternatif. Namun, dalam banyak kasus, jika penderita mengalaminya sejak kecil, maka nyaris tak mungkin menyembuhkan penyakit ini. Mengurangi penderitaan, seperti mengurangi rasa sakit saat pergantian kulit, pergesekan dengan benda lain, mengurangi penampakan gejala bisa saja dilakukan.
Beberapa blog menuliskan pengobatan alternatif untuk psoriasis, seperti dalam blog berikut http://www.homeremedyfind.com/8-top-home-remedies-for-psoriasis/
Dalam grup pembuat sabun dan pengobatan alternatif yang saya ikuti, penderita psoriasis diminta untuk rajin mengoleskan minyak zaitun campur kacang setiap hari, atau minyak jarak. Selain itu dia juga harus melakukan diet seperti hanya memakan makanan berbahan sayur dan buah, sebaiknya dalam bentuk mentah. Dia juga harus menghentikan kebiasaan merokok, menghindari minuman beralkohol dan sebagainya. Namun tak jarang, diat ketat juga tak menyembuhkan penyakit ini, hanya mengurangi penderitaan penyakit ini.
Jika penderita ingin menggunakan sabun untuk mandi atau sekedar membersihkan diri, maka sebaiknya gunakan sabun yang paling alami, yang membantu kulit pekanya melawan kuman, menjaga kelembaban sekaligus mengobati luka akibat goresan tak sengaja. Untuk ini saya sarankan penderita menggunakan sabun berbahan utama minyak zaitun, minyak jarak, dan minyak wijen, atau minyak zaitun, minyak jarak, dan lilin madu untuk membantu mengurangi gejala fisik penyakit ini.
Bahan di atas biasa juga dijadikan bahan sabun bayi, karena kulit bayi dianggap paling halus, paling murni, belum terkontaminasi apapun selain air susu dan air kencingnya sendiri.
Saya sudah membuat sabun jenis ini beberapa kali, dan biasanya butuh waktu beberapa hari, bisa 2-5 hari untuk mengeras, sebelum digunakan 2-3 minggu kemudian usai dilepas dari cetakan.Butuh ketelatenan dan kesabaran,

Sabun ini juga cepat habis dikonsumsi, sehingga penderita harus memiliki persediaan yang cukup. Harga di pasaran pun relatif mahal jika ada. Membuatnya tidaklah susah, namun butuh kesabaran luar biasa. Mirip menghadapi penyakit ini sendiri.




Salam kesembuhan,


Tidak ada komentar: