si buruk rupa
|
Saya
berikan secara gratis pun belum tentu orang mau, karena bentuknya
memang buruk. Mungkin mereka baru mau menerima karena terpaksa atau
enggan menolak. Namun ada dua orang yang fanatik menggunakan sabun ini.
Si Mbak penjaga perpustakaan tetangga dan kawan ibu, tetangga 5
kanan dari rumah.
Si Mbak sudah setahun menggunakan si buruk rupa. Wajahnya mulus mirip dipermak di salon kecantikan dengan perawatan mahal. Setiap orang memuji melakukan perawatan wajah di mana, si mbak cuma senyum-senyum dikulum. Mau ngaku pakai si buruk rupa, orang belum tentu percaya. Jadi kalau orang menuduh 'kamu pakai kosmetik ini ya' atau 'kamu ke salon itu ya' si mbak hanya berdehem, hem.
Tetangga satu RT sudah menggunakan sabun ini lebih setahun, mungkin sejak saya menyabun. Tidak seperti konsumen kritis dan rewel, tetangga saya jenis penurut. Apapun bentuk sabun yang saya berikan, dia iyakan.Yang penting wajah tua, keriput, dan kusamnya menjadi bercahaya. Sebagai janda pensiunan dia tak punya banyak pilihan untuk merawat kulit badan dan wajah. Syukurlah, si buruk rupa yang murah meriah, juga sabun garam dan kelapa, cocok di kulitnya. Setidaknya flek-flek tua yang menghiasi kulitnya berkurang, wajahnya lebih cerah dan bercahaya.
Si buruk rupa kemudian menjadi sabun keluarga, selalu tersedia di kamar mandi. Keluarga saya semula menganggap aneh sabun ini. Sedikit busa, kerap menimbulkan noda kecoklatan di tempat sabun, dan cepat habis. Bagaimana tidak boros, dalam satu kilogram minyak terkandung 400gr susu bubuk. Mirip luluran susu yang dilabur dalam minyak.
Fungsinya memang menghaluskan kulit, membuang kulit mati dan menyamarkan bekas luka dengan cepat. Awal membuatnya pun karena prinsip re-use, menggunakan kembali bahan yang dianggap mubazir. Susu bubuk nganggur yang nyaris dibuang -karena si anak menolak susu tersebut- lalu kiriman susu dari pabrik susu yang nyaris kedaluarsa. Daripada diberikan ke ayam, lebih baik dibuat sabun ala lulur. Hasilnya sungguh menakjubkan, mulai membuat kulit mulus setelah seminggu pemakaian.
Karena bahannya murah, susu bubuk murahan dan dua minyak nabati termurah di pasaran, harga jualnya pun meriah. Pangsa pasarnya jelas, golongan ekonomi menengah ke bawah. Mengapa? Karena memiliki kulit halus, cerah, dan sehat, adalah hak semua orang. Kaya, miskin, lelaki, perempuan. Dan menghasilkan sabun berkualitas baik dengan harga miring -tanpa tambahan bahan berbahaya- sungguh membahagiakan. Itu adalah satu dari sekian alasan sekaligus tujuan saya menyabun.
Salam,
2 komentar:
salam mb,
kalau mau pesan sabun yang ini gimana caranya? saya lihat di bukalapaknya gak ada.
makasi.
WA saja mb, di 089677546624
Posting Komentar