Kamis, 28 April 2016

Pengalaman Menyabun di Maluku

membuat sabun pepaya ala huauli

 


Ternyata sangat menyenangkan jika jalan-jalan membawa sangu sabun. Ini saya alami ketika kembali menjejakkan jazirah al muluk, tepatnya di Pulau Seram, Kepulauan Banda, atau saat transit di Pulau Ambon.



Dalam perjalanan lebih 3 minggu ini saya membekali diri dengan sabun pinus, sabun cengkeh, dan minyak mahkota dewa. Saya menduga ketika masuk ke pedalaman, daerah pegunungan Binaiya -terutama di Seram- maka akan banyak menemui kasus penyakit kulit. Ternyata dugaan saya benar. Di Trans Huaulu banyak sekali orang terkena penyakit kulit, baik bayi, anak, maupun orang dewasa dan manula, mulai panu, kadas, kurap, jerawat, kutu air, dan lainnya.

Penyebab penyakit ini antara lain karena kualitas air tanah yang mereka pergunakan sehari-hari untuk mandi, mencuci, bahkan minum tidak layak, dan mereka kurang menjaga kebersihan tubuh maupun rumah.

Sedang di Kepulauan Banda lebih sering saya melihat anak-anak maupun bayi yang terkena kudisan, biang keringat, maupun eksim. Penyebab utamanya lagi-lagi kurangnya menjaga kebersihan tubuh dan rumah. Menyedihkan memang. Apalagi penyakit kulit tak dipandang sebagai penyakit yang perlu diobati. Jadi si bayi maupun anak cuma diberi bedak talk seadanya.

sabun pinus si anti panu, kadas, kurap, biang keringat dan meredakan gejala eksim.

Di sinilah sabun pinus yang mengandung minyak pinus dan minyak mahkota dewa mendapat tempatnya. Hanya dengan dua kali mandi dan mencuci mukanya dengan sabun pinus, panu di pipi Fira, bocah kelas lima SD, mulai menghilang. Sebelumnya sang panu panjang menggores pipinya, mirip pulau sumatra.

Sementara sabun cengkeh saya bagi-bagikan kepada para lansia yang mengalami masalah pegal, linu, serta penyakit kulit seperti eksim, kutu air. Minyak cengkeh selain mengurangi kerut-merut wajah dan menghangatkan tubuh, juga berfungsi anti kuman. Jadi sabun cengkeh bisa mengusir jamur penyebab kutu kulit.

Walau tak banyak, ada juga kasus berat seperti tumor payudara yang lukanya sudah berdarah-darah hingga ke dada dan merambat ke leher. Juga luka serius akibat kecelakaan di kebun atau salah mengemudikan perahu. Mereka cukup diberi minyak mahkota dewa, lalu lukanya membaik dengan cepat. Terimakasih kepada Bu Ning yang sudah meracik dan menemukan resep minyak mahkotadewa :P

Ketersediaan sabun yang terbatas, membuat saya mengajarkan mereka membuat salep pepaya sekaligus sabun pepaya untuk mengatasi penyakit kulit mereka. Walau butuh waktu lumayan panjang karena bahan-bahan seperti minyak kelapa harus membuat sendiri terlebih dulu, atau soda api harus dibeli di kota terdekat, namun sabun tercipta juga.

sabun cengkeh bagus buat pegal-pegal, rematik, jerawat, dan kerut di wajah


Ada hal mendasar dalam pembuatan sabun herbal yang mungkin kurang disadari para penyabun maupun yang baru belajar menyabun. Jangan terpaku pada resep sabun milik orang lain, atau yang ada dalam buku panduan. Buatlah sabun milik anda sendiri dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar anda. Selalu ada obat berupa tanaman sekitar di dekat mereka yang sakit. Karena itu dibutuhkan pengetahuan herbal yang luas, seperti pengetahuan tentang manfaat tanaman obat atau manfaat minyak. Apapun itu, semoga kita bisa membuat sabun dengan bijak, tak mengejar keuntungan semata, tapi juga bisa berguna dan berbakti kepada sesama, sehingga hidup pun terasa penuh.

catatan : tulisan ini bukan ditujukan buat para penyabun profesional maupun pemula yang belajar menyabun demi mendapatkan keuntungan.

Salam menyabun,

Tidak ada komentar: